Jember, 29 Juli 2020 – Peningkatan kadar mineral merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kegiatan pertambangan. Setelah operasi penambangan dilakukan, maka hasil penambangan akan melewati serangkaian proses sebelum mineral tersebut menjadi logam seperti yang kita ketahui selama ini seperti besi, aluminium, tambaga, dsb. Proses tersebut dikenal dangan istilah konsentrasi dan ekstraksi logam. Sehingga, pengetahuan tentang hilirisasi bahan tambang menjadi sangat penting untuk diketahui oleh masyarakat, khususnya mahasiswa Program Studi Teknik Pertambangan.
Pada 27 Juli 2020, Program Studi Teknik Pertambangan, Fakultas Teknik, Universitas Jember melaksanakan webinar dengan tema “Proses Peningkatan Kadar Mineral dan Ekstraksi Logam”. Adapun narasumber dalam kegiatan ini adalah Agus Wahyudi, S.T., M.T., Ph.D. (Puslitbang TekMIRA, Kementerian Energi dan Sumberdaya Mineral, RI). Acara tersebut dimoderatori oleh Nur Faizin, S.Si., M.Si., selaku dosen Prodi Teknik Pertambangan.
Acara dimulai dengan sambutan dari Kaprodi Teknik Pertambangan yang menyampaikan bahwa hilirisasi menjadi kunci untuk perkembangan pertambangan di masa depan. “Karena hilirisasi juga memberikan keuntungan penyerapan tenaga kerja, meningkatkan kesejahteraan bangsa, efisiensi dalam pengolahan tambang, sehingga diperlukan mennggali wawasan dan ilmu tentang peningkatan kadar dan ekstraksi logam”, paparnya.
Sambutan kedua disampaikan oleh Dekan Fakultas Teknik Universitas Jember sekaligus membuka acara webinar pada kesempatan ini. Di sela-sela sambutannya, beliau menyampaikan bahwa kegiatan kuliah umum daring (webinar) sangat diperlukan mengingat hal ini juga menjadi penunjang akreditasi 9 standar yang saat ini sudah mulai diberlakukan di lingkungan perguruan tinggi di Indonesia.
Memasuki acara inti, diawali dengan pemaparan materi dari narasumber kemudian dilanjutkan dengan sesi tanya jawab. Dalam paparannya, narasumber mengawali dengan informasi sekilas tentang TekMIRA dan fasilitas yang ada di dalamnya, seperti fasilitas lab dan riset grup yang meliputi teknologi pertambangan, teknologi pengolahan batubara, dan teknologi pengolahan mineral.
Selanjutnya, narasumber menyampaikan materi dengan tiga bagian yaitu: Proses Konsentrasi, Proses Ekstraksi, dan Contoh Kasus. “Proses konsentrasi adalah proses peningkatan kadar melalui pemisahan mineral berharga dan pengotornya, berdasarkan sifat fisik mineral. Sedangkan proses ekstraksi adalah proses untuk mendapatkan logam dari pengotornya, melalui perubahan sifat kimia dan mineral. Proses ekstraksi ini dibagi menjadi tiga jenis yaitu hidrometalurgi, pirometalurgi, dan eletktrometalurgi”, paparnya dalam webinar yang ditayangkan via Zoom dan live streaming YouTube ini.
Dalam contoh kasus, narasumber menyampaikan tentang pengolahan bauksit sampai menjadi aluminium. Bauksit diolah menjadi alumina, kemudian alumina dioleh menjadi logam aluminium. “Industri alumina di Indonesia dikelola oleh PT. Indonesia Chemical Alumina (ICA) dan PT. Well Harvest Winning (WHW). Bauksit ekonomis untuk diolah apabila kadar alumina lebih dari 40% dan silika reaktif kurang dari 5%. Adapun proses pengolahan alumina menjadi logam aluminium dapat dilakukan dengan Hall-Heroult Proces. Aplikasi paduan logam aluminium dapat ditemukan pada alat transportasi, kesehatan, komunikasi, energi, keamanan, dll”, jelasnya.
Acara kemudian dilanjutkan dengan tanya jawab seputar pengolahan mineral dan ekstraksi logam.
Rekaman kegiatan webinar dapat dilihat Di Sini.