Jember, 29 November 2021 – Kurikulum merupakan hal yang paling utama dalam penyelenggaraan pendidikan di suatu perguruan tinggi. Saat ini, Kemendikbudristek mengeluarkan peraturan bahwa penyelenggaraan pendidikan harus berbasis luaran. Sejalan dengan itu, Universitas Jember melalui Lembaga Pendidikan, Pengajaran, dan Penjaminan Mutu (LP3M) menetapkan format kurikulum yang sesuai luaran, atau dikenal dengan istilah Outcome Based Education (OBE) untuk diterapkan di masing-masing program studi di lingkungan Universitas Jember.
Sebagai langkah dalam mempersiapkan pembelajaran berbasis luaran atau Outcome Based Education (OBE), Program Studi Teknik pertambangan menggelar Workshop Pengembangan Kurikulum Bersama Stakeholder. Adapun narasumber yang terlibat dalam kegiatan ini yaitu LP3M Universitas Jember yang diwakili oleh Dr. Erlia Narulita, dan stakeholde dari Ijen Geopark Banyuwangi yang diwakilih oleh Abdillah, S.T., M.T., dan Perhimpunan Ahli Pertambangan Indonesia (PERHAPI) Regional Jawa Timur yang diwakili oleh Auliawan Tri Brata, S.T. selaku senior manager of mining dan KTT PT. Semen Indonesia, Tbk. Kegiatan tersebut diselenggarakan di Meotel Jember pada tanggal 27 November 2021.
Acara diawali dengan pembukaan dan kemudian dilanjutkan sambutan oleh Dekan Fakultas Teknik Universitas Jember, Dr. Ir. Triwahju Hardianto, S.T., M.T. Dalam sambutannya, beliau menyampaikan bahwa pihak fakultas mengapresiasi kegiatan ini sebagai langkah penting untuk menuju penerapan kurikulum berbasis luaran ke depannya.
Memasuk acara inti, pemaparan materi diawali oleh LP3M Universitas Jember yang menjelaskan tentang mekanisme penyusunan struktur kurikulum, dan kaitannya dengan capaian pembelajaran lulusan (CPL). “Dalam sistem OBE, pembelajaran tidak lagi berfokus pada output, melainkan pada luaran, yaitu mahasiswa bisa apa ketika lulus mata kuliah tersebut. Sehingga dalam penilaiannya lebih rinci dan terukur sesuai indikator yang ditentukan”, tambahnya.
Narasumber yang kedua yaitu dari pihak Ijen Geopark menyampaikan tentang insight baru bahwa lulusan pertambangan ke depannya juga dibutuhkan dalam konservasi lingkungan. “Geopark sekarang jadi primadona untuk konservasi lingkungan dalam menjaga alam, bahkan lahan bekas tambang pun bisa menjadi kawasan geopark contohnya tambang Pongkor Jawa Barat dan tambang Ombilin. Ilmu yang dipelajari oleh sarjana pertambangan juga dibutuhkan dalam pengelolaan geopark, seperti ilmu geologi, mineralogi, geoteknik, dan lain-lain”, jelasnya.
Pemaparan materi kemudian dilanjutkan oleh pihak PT. Semen Indonesia yang menyampaikan tentang skill dan kompetensi yang harus dimiliki oleh lulusan teknik pertambangan, yang selanjutnya perlu diselaraskan dengan kurikulum prodi teknik pertambangan. “Kemampuan yang diperlukan dari lulusan yaitu pengetahuan tentang eksplorasi, merencanakan, menyusun dokumen pertambangan. Mahasiswa juga harus ada praktek lapangan untuk melatih kemampuannya. Selain itu, kemampuan softkil mahasiswa juga perlu diasah antara lain etika, inovatif, kerja tim, mempunyai visi ke depan, dan mempunyai semangat untuk selalu belajar”, tambahnya.
Acara kemudian dilanjutkan dengan diskusi dan tanya jawab secara interaktif antar peserta dan narasumber. Setelah itu, ditutup dengan sesi foto bersama.